Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta diminta mengoptimalkan pengelolaan sampah di Jakarta serta mengajak peran serta masyarakat peduli sampah dengan mengurangi sampah, serta memaksimalkan daur ulang sebagai upaya untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat terhadap aktifitas pengelolaan sampah dan lingkungan.
- 4 Juni, Car Free Day di Jakarta Ditiadakan
- Bantu Ekonomi Keluarga, Mak Ganjar Ajarkan Warga Bikin Bakso Aci
- Libur Panjang, JXB dan Semasa Market Hadirkan Serunya Piknik di Tengah Kota
Baca Juga
Berdasarkan catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa jumlah timbunan sampah secara nasional sebanyak 184.000 ton per hari (0,8 kg per kapita).
Sumber sampah berasal dari rumah tangga 48% dan pasar tradisional 24%. Jenis sampah yang paling banyak yaitu 60% organik layak kompos, 14% plastik, dan 9% kertas.
Kemudian produksi sampah plastik Indonesia sebanyak 5,4 juta ton per tahun. Jenis barang yang sering diterima menggunakan kantong plastik: makanan dan minuman; alat mandi dan kosmetik; pakaian; barang rumah tangga; dan buku.
KLHK mencatat pada 2018, komposisi sampah yang dibuang dari rumah tangga: 39,68% sisa makanan, 13,99% kayu/ranting, plastik 17,01%, kertas/karton 12,01%.
Rumah tangga penyumbang terbesar, yaitu 62%, pasar tradisional 13%, pusat perniagaan 7%, perkantoran 5%, kawasan 4%, fasilitas publik 3%, dan sisanya 6% berasal dari lainnya. dan diperkirakan terdapat 300 lembar kantong plastik dalam satu gerai perhari.
Jika terdapat 100 gerai dikalikan satu tahun atau 365 hari, jumlahnya sebanyak 10,95 juta lembar sampah kantong plastik.
Berdasarkan data riset Sustainable Waste Indonesia (SWI), Sebanyak 24% sampah di Indonesia tidak terkelola. Hanya 7% yang didaur ulang, dan 69% berakhir di TPA. Sementara berdasarkan hasil riset dari Peneliti Jenna Jambeck pada 2015 mengatakan, tidak ada satu negara pun yang dapat mendaur ulang sampah plastik 100%.
"Fakta masih banyak yang membuang sampah sembarangan, terutama di tepi saluran air atau bahkan di sungai," kata
Ketua Umum Gerakan Masyarakat Cinta Jakarta (Gema Cita), Hilman Firmansyah dalam keterangannya, Jumat (26/5).
Hilman mengatakan, ada beberapa cara dalam mengurangi sampah. Misalnya cara mengurangi sampah plastik yaitu menggunakan dan memanfaatkan tas kantong plastik belanja dari kain. Kemudian memanfaatkan barang berbahan plastik bekas untuk dibuat aneka barang kerajinan atau digunakan dalam bentuk lain.
Lalu mengembangkan produk plastik yang sehingga penggunaannya dapat berlangsung lebih lama.
Mengembangkan teknologi atau inovasi bahan pengganti plastik atau mendaur ulang plastik.
Hilman meminta Pemprov DKI Jakarta agar melakukan pengelolaan sampah di perkotaan dengan cara 3R: Reduce (nengurangi), Reuse (pakai ulang), Recycle (daur ulang).
"Hal yang menjadi kunci utama pengelolaan sampah dengan cara memisahkan dipisahkan," kata Hilman.
Selanjutnya terdapat Peraturan Gubernur (Pergub) DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2019 tentang Kewajiban Penggunaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan.
Regulasi ini dapat membuat 82 % pengurangan di tiga subjek hukum: pusat perbelanjaan, toko swalayan, dan pasar rakyat. Lalu, 42% pengurangan kantong plastik sekali pakai yang terjadi di rumah tangga.
“Jadi pengolahan sampah harus dari hulu dulu, lalu hilir penanganannya." tutup Hilman. []
- KNP Jabar Galang Dukungan untuk Ganjar Presiden 2024
- Omnibus Law Kebudayaan Diperlukan untuk Pemajuan Kebudayaan
- Senator DKI Mendorong Inventarisasi Hukum Adat Betawi