Sejumlah pihak menilai Pemprov DKI Jakarta sengaja menyembunyikan keseluruhan data banjir tahunan di Ibu Kota.
- Clear! Anies Tegaskan Tak Ada Larangan Main Skateboard Di Trotoar
- Kerja Keras Anies Terjawab, DKI Lepas Zona Merah
- Sesuai Janji Kampanye, Anies Akan Tetap Jual Saham Bir Meski Diganjal Prasetio
Baca Juga
Menanggapi hal ini, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria alias Ariza mengatakan, data yang ditampilkan di media sosial Pemprov DKI hanya saat cuaca ekstrem.
"Data yang ditampilkan data yang banjir besar (lima tahunan) yang hujan ekstrem dan semuanya tersimpan dengan jelas," kata Ariza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Senin (22/2).
Ariza menegaskan tidak ada fakta dan data yang disembunyikan. Data tersebut sesuai yang dihimpun Pemprov DKI melalui Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Kalau mau data setiap tahun, ada datanya, titik-titiknya, ada semua lengkap, silakan cek di Kominfo dan SDA. Ini data yang ditampilkan data banjir besar yang hujan-hujan ekstrem saja," ungkap dia.
Menurut dia, banjir yang terjadi pada 2016-2017 bukan akibat hujan ekstrem. Sehingga, datanya tidak diunggah ke media sosial.
Pemprov DKI hanya mengunggah data banjir besar yang terjadi pada 2002, 2007, 2013, 2015, 2020, hingga 2021.
"Kalau dilihat angka-angka di dalamnya, cukup signifikan penurunannya," ucap dia.
Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, banjir pada 20 Februari 2021 ini tergolong jauh lebih ringan.
Sebut saja banjir yang terjadi pada 11 Februari 2015, atau pada masa pemerintahan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
BPBD mencatat, dengan curah hujan tertinggi mencapai 277 mm per hari, banjir pada hari itu menggenang total 702 RW atau seluas 281 km.
Jumlah korban pun jauh lebih banyak. Pada banjir tahun 2015 itu, sebanyak 45.813 orang mengungsi di 409 tempat pengungsian yang disediakan, serta memakan korban jiwa sebanyak 5 orang.
Jika banjir pada 2021 kemarin tidak melanda wilayah strategis di Jakarta dan dapat surut dalam waktu 1 hari, maka banjir pada 2015 justru melanda wilayah-wilayah strategis dan baru surut dalam waktu 7 hari.[]
- 50 Ribu Warganet Tuntut BPOM Lindungi Bayi, Balita Dan Ibu Hamil Dari Bahaya BPA
- Lantik 33 Pejabat Baru, Walkot Jakut Wanti-wanti Jangan Korupsi
- 12 Ribu Lansia Di Jakpus Telah Divaksin